Pengenalan
Bangsa
Turki tercatat dalam sejarah atas keberhasilannya mendirikan dua Dinasti, iaitu
Dinasti Turki Saljuk dan Turki Usmani. Kehancuran Dinasti Turki Saljuk oleh
serangan bangsa Mongol merupakan awal dari terbentuknya Dinasti Turki Uthmaniyyah.
Khalifah Al
Qaim (masa Dinasti Buwaih) meminta pertolongan kaum Turki bani Seljuk yang berasal dari padang nomad
Monggolia untuk menghalau puak Syiah Bani Buwaih daripada mempengaruhi Istana
Baghdad.
Pada masa kekuasaan dinasti Buwaihi ini, khalifah hanya merupakan symbol persatuan, sedangkan roda pemerintahan dipegang oleh amir al-umara atau perdana menteri. Khalifah hanya menjadi boneka dan tidak mempunyai kekuasaan untuk memerintah kerajaan.
Akhirnya pada tahun 447 H pimpinan Saljuk
itu memasuki Baghdad. Al-Malik Abdur Rahim, Amir al-Umara Bani Buwaih
yang terakhir, ditangkap dan dipenjarakan. Dengan demikian berakhirlah
kekuasaan Bani Buwaih dan bermulalah kekuasaan Dinasti Saljuk.
Pada tahun 923 Hijriyah secara rasmi Khalifah
Abbasiyah di Kairo mengalihkan kekuasaan Khilafah kepada Uthmaniyah yang pada
saat itu di pimpin oleh Sultan Salim I bin Beyzid (923-926 H) dan pada saat itu
pula Sultan Salim I menjadi Khalifah umat Islam.
Sejarah Awal
Pasca pembubaran Kesultanan Rum yang dipimpin dinasti Seljuq
Turki, pendahulu Utsmaniyah, pada tahun 1300-an, Anatolia terpecah menjadi
beberapa negara merdeka (kebanyakan Turki) yang disebut emirat Ghazi. Salah
satu Emirat Ghazi dipimpin oleh Osman I (1258 – 1326) dan namanya menjadi asal
usul nama Utsmaniyah.
Ertoghul
Beliau merupakan bapa kepada Osman I, pengasas bagi Empayar
Uthmaniyyah. Ertoghul ialah anak lelaki kepada Suleiman Shah, pemimpin
puak Kayı dari bangsa Oghuz Turk, yang melarikan diri daripada timur Iran ke
Anatolia untuk melepaskan diri daripada penaklukan Mongol.
Setelah kematian bapa beliau, Ertoghul dan para pengikut beliau berkhidmat
dengan Kesultanan Rum Seljuk, yang mana beliau kemudian dianugerahkan sebidang
tanah di kota Söğüt di perbatasan dengan Empayar Byzantine. Rangkaian
peristiwa ini akhirnya menyebabkan pengasasan Empayar Uthmaniyyah.
Pada abad ke-13 M, Erthoghul pergi ke Anatolia.Mereka melarikan diri ke wilayah Barat sebagai akibat dari
serangan Mongol. mereka mencari tempat perlindungan dari Turki Saljuk di
daratan Tinggi Asia Kecil.
Wilayah itu
berada dibawah kekuasaan Sultan Alaudin II .
Erthoghul membantunya melawan serangan dari Byzantium. Ertoghul menang dan
mendapatkan sebagian wilayah (Asyki Syahr) dari Alaudin yang
berbatasan dengan Bizantium dan memilih Syukud sebagai Ibu kotanya.
Sultan Uthman bin Urtoghal (699-726 H/ 1294-1326 M)
Pada tahun 1267 M, Uthman anak Urtughril lahir. Tahun kelahirannya bersamaan dengan serbuan pasukan Mongolia dibawah pimpinan
Hulagu yang menyerbu ibu kota Khilafah Abbasiyah
Ertugrul meninggal dunia pada tahun 1289 M. kepemimpinannya
dilanjutkan oleh putranya yang bernama Usman (1281-1324), atas persetujuan
Alauddin.
Pada tahun 1300, bangsa Mongol Menyerang Kerajaan Saljuk, dan Dinasti ini terpecah-pecah dalam beberapa Dinasti kecil. Dalam kondisi kehancuran Saljuk inilah, Usman mengklaim Kemerdekaan secara penuh atas wilayah yang didudukinya, sekaligus memproklamirkan berdirinya kerajaan Turki Usmani.
Dengan demikian, secara tidak langsung mereka mengakui Usman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar “Padinsyah Ali Usman”.
Pada tahun 1300, bangsa Mongol Menyerang Kerajaan Saljuk, dan Dinasti ini terpecah-pecah dalam beberapa Dinasti kecil. Dalam kondisi kehancuran Saljuk inilah, Usman mengklaim Kemerdekaan secara penuh atas wilayah yang didudukinya, sekaligus memproklamirkan berdirinya kerajaan Turki Usmani.
Dengan demikian, secara tidak langsung mereka mengakui Usman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar “Padinsyah Ali Usman”.
Setelah Usman mengakui dirinya sebagai Raja Besar Keluarga
Usman pada tahun 699 H/1300 M, secara bertahap ia memperluas wilayahnya.
Penyerangan awal dilakukan di sekitar daerah perbatasan Bizantium dan Brussa
(Broessa) dijadikan salah satu daerah yang menjadi objek taklukan. Pada tahun
1317 M. wilayah tersebut dapat dikuasainya dan dijadikan sebagai ibu kota pada
tahun 1326 M.
Sultan Urkhan bin Utsman (726-761 H/ 1326-1359 M)
Sultan Urkhan adalah putera Utsman I. sebelum Urkhan
ditetapkan menjadi raja, ia telah banyak membantu perjuangan ayahnya. Dia telah
menjadikan Brousse sebagai ibu kota kerajaannya.
Pada masa pemerintahannya, dia berhsil mengalahkan dan
menguasai sejumlah kota di selat Dardanil. Tentara baru yang dibentuk oleh
Urkhan I diberi nama Inkisyaiah. Pasukan ini dilengkapi dengan persenjataan dan
pakaian seragam. Di zaman inilah pertama kali dipergunakan senjata meriam.
Sultan Murad I bin Urkhan (761-791 H/ 1359-1389 M)
Pengganti sultan Urkhan adalah Sultan Murad I. selain
memantapkan keamanan di dalam negrinya, sultan juga meneruskan perjuangan dan
menaklukkan beberapa daerah ke benua Eropa. Ia menaklukkan Adrianopel, yang
kemudian dijadikan sebagai ibukota kerajaan yang baru serta membentuk pasukan
berkuda (Kaveleri). Perjuangannya terus dilanjutkan dengan menaklukkan
Macedonia, Shopia ibukota Bulgaria, dan seluruh wilayah bagian utara Yunani.
Karena banyaknya kota-kota yang ditaklukkan oleh Murad I,
pada waktu itu bangsa Eropa mulai cemas. Akhirnya raja-raja Kristen Balkan
meminta bantuan Paus Urban II untuk mengusir kaum muslimin dari daratan Eropa.
Maka peperangan antara pasukan Islam dan Kristen Eropa pada tahun 765 H (1362
M). Peperangan itu dimenangkan oleh pasukan Murad I, sehingga Balkan jatuh ke
tangan umat Islam. Selanjutnya pasukan Murad I merayap terus menguasai Eropa
Timur seperti Somakov, Sopia Monatsir, dan Saloniki.
Sultan Bayazid I bin Murad ( 791-805 H/ 1389-1403 M)
Bayazid adalah putra Murad I. Ia meneruskan perjuangan
ayahnya dengan memperluas wilayahnya seperti Eiden, Sharukan, dan Mutasya di
Asia Kecil dan Negri-negri bekas kekuasaan Bani saluki. Bayazid sangat besar
pengaruhnya, sehingga mencemaskan Paus. Kemudian Paus Bonifacius mengadakan
penyerangan terhadap pasukan Bayazid, dan peperangan inilah yang merupakan
cikal bakal terjadinya Perang Salib.
Tentara Salib ketika itu terdiri dari berbagai bangsa, namun
dapat dilumpuhkan oleh pasukan Bayazid. Namun pada peperangan berikutnya ketika
melawan Timur Lenk di Ankara, Bayazid dapat ditaklukkan, sehingga mengalami
kekalahan dan ketika itu Bayazid bersama putranya Musa tertawan dan wafat dalam
tahanan Timur Lenk pada tahun 1403 M.
Sultan Muhammad I bin Bayazid (816-824 H/ 1403-1421 M)
Kekalahan Bayazid membawa akibat buruk terhadap
penguasa-penguasa Islam yang semula berada di bawah kekuasaan Turki Usmani,
sebab satu sama lain berebutan, seperti wilayah Serbia, dan Bulgeria melepaskan
diri dari Turki Usmani. Suasana buruk ini baru berakhir setelah Sultan Muhammad
I putra Bayazid dapat mengatasinya. Sultan Muhammad I berusaha keras menyatukan
kembali negaranya yang telah bercerai berai itu kepada keadaan semula.
Berkat usahanya yang tidak mengenal lelah, Sultan Muhammad I
dapat mengangkat citra Turki Usmani sehingga dapat bangkit kembali, yaitu
dengan menyusun pemerintahan, memperkuat tentara dan memperbaiki kehidupan
masyarakat. Akan tetapi saat rakyat sedang m,engharapkan kepemimpinannya yang
penuh kebijaksaan itu, pada tahun 824 H
(1421 M) Sultan Muhammad I meninggal.
Sultan Murad II bin Muhammad ( 824-855 H/ 1421-1451 M)
Sepeninggalannya Sultan Muhammad I, pemerintahan diambil
alih oleh Sulatan Murad II. Cita-citanya adalah melanjutkan usaha perjuangan
Muhammad I. Perjuangan yang dilaksanakannya adalah untuk menguasai kembali
daerah-daerah yang terlepas dari kerajaan Turki Usmani sebelumnya. Daerah
pertama yang dikuasainya adalah Asia Kecil, Salonika Albania, Falokh, dan
Hongaria.
Setelah bertambahnya beberapa daerah yang dapat dikuasai
tentara Islam, Paus Egenius VI kembali menyerukan Perang Salib. Tentara Sultan
Murad II menderita kekalahan dalam perang salib itu. Akan tetapi dengan bantuan
putranya yang bernama Muhammad, perjuangan Murad II dapat dilanjutkan kenbali
yang pada akhirnya Murad II kembali berjaya dan keadaan menjadi normal kembali
sampai akhir kekuasaan diserahkan kepada putranya bernama Sultan Muhammad
Al-Fatih.
Sultan Muhammad Al-Fatih (855-886 H/ 1451-1481 M)
Setelah Sultan Murad II meninggal dunia, pemerintahan
kerajaan Turki Usmani dipimpin oleh putranya Muhammad II atau Muhammad
Al-Fatih. Ia diberi gelar Al-fatih karena dapat menaklukkan Konstantinopel.
Setelah pemerintahan Sultan Muhammad, berturut-turut
kerajaan Islam dipimpin oleh beberapa Sultan, yaitu:
1. Sultan Bayazid II (1481-1512 M)
2. Sultan Salim I (918-926 H/ 1512-1520 M)
3. Sultan Sulaiman (926-974 H/ 1520-1566 M)
4. Sultan Salim II (974-1171 H/ 1566-1573 M)
5. Sultan Murad III ( 1573-1596 M)
Setelah pemerintahan Sultan Murad III, dilanjutkan oleh 20
orang Sultan Turki Usmani sampai berdirinya Republik Islam Turki.
4 Fasa pemerintahan
- Masa Kesultanan (699-923 H)
- Masa Khilafah (923-974 H)
- Masa Kelemahan (974 – 1171 H)
- Masa Kemunduran dan kemerosotan (1171 – 1342 H)
Kronologi Empayar Uthmaniyyah
- 1243M- Bangsa Turki yang hidup secara nomad menetap secara tetap di Asia Kecil.
- 1299M- Sebuah wilayah pemerintahan kecil Turki di bawah Turki Seljuk ditubuhkan di barat Anatolia.
- 1300M- Osman I mengisytiharkan dirinya sebagai sultan. Tertubuhnya Empayar Turki Uthmaniyyah.
- 1345M- Turki Seljuk menyeberangi Selat Bosporus.
- 1389M- Tentera Uthmaniyyah menewaskan tentera Serb di Kosovo.
- 1402M- Timurlane, Raja Tartar (Mongol) menumpaskan tentera Uthmaniyyah di Ankara.
- 1451M- Sultan Muhammad al-Fatih menjadi pemerintah.
- 1453M- Constantinople ditawan. Berakhirnya Empayar Byzantine.
- 1520M- Sultan Sulaiman al-Qanuni dilantik menjadi sultan.
- 1526M- Perang Mohacs
- 1529M- Serangan dan kepungan ke atas Vienna.
- 1571M- Perang Lepanto berlaku.
- 1641M- Pemerintahan Sultan Muhammad IV
- 1683M- Serangan dan kepungan ke atas Vienna buat kali kedua.
- 1793M- Sultan Selim III mengumumkan "Pentadbiran Baru".
- 1798M- Napoleon cuba untuk menawan Mesir.
- 1804M- Pemberontakan dan kebangkitan bangsa Serbia pertama.
- 1815M- Pemberontakan dan kebangkitan bangsa Serbia kedua.
- 1822M- Bermulanya Perang Kemerdekaan Greece.
- 1826M- Pembunuhan beramai-ramai tentera elit Janissari. Kekalahan tentera laut Uthmaniyyah di Navarino.
- 1912M- Perang Balkan Pertama.
- 1913M- Perang Balkan Kedua.
- 1914M- Empayar Uthmaniyyah memasuki Perang Dunia I sebagai sekutu kuasa tengah.
- 1919M- Mustafa Kemal Ataturk mendarat di Samsun.
- 1923M- Sistem kesultanan dihapuskan. Turki diisytiharkan sebagai sebuah Republik.
- 1924M- Pejabat khalifah dihapuskan. Tamatnya pemerintahan empayar Turki Uthmaniyyah.
No comments:
Post a Comment